Kamu yang merasa punya gaya hidup konsumtif wajib banget meniru gaya hidup orang jepang. Gak mau kan ya, gaji bulanan menguap begitu saja hanya karena kita hobi belanja barang yang sebenarnya tidak kita butuhkan?
Gaya hidup orang JepangĀ bisa dicontoh karena kebanyakan dari mereka membatasi diri dari gaya hidup konsumtif. Menurut mereka, less is more. Fenomena tersebut sekarang sedang happening di sana.
Gaya hidup modern orang Jepang yang minimalis seperti itu tidak lepas dari pengaruh filosofi Zen. Zen adalah ajaran Buddha yang menekankan pentingnya kesederhanaan agar pikiran jadi lebih tenang. Ajaran ini emang kuat berakar di tradisi masyarakat sana.
Inilah beberapa hal yang bisa kita tiru dari masyarakat Jepang:
Seni Dalam Menabung
Orang Jepang mempunyai seni dalam menabung. Hal ini dikemukakan menurut pengalaman seorang Kanada yang bernama Gary Swartz yang bekerja di bagian keuangan pada salah satu perusahaan internasional di Tokyo.
Ia juga mengaku tahu persis mengenai hal ini, lantaran sudah tujuh tahun menikahi wanita Jepang. Dengan pengaturan uang di bawah kendali sang istri, Gary bisa menyimpulkan bahwa orang Jepang punya banyak tabungan lantaran tak punya kesempatan untuk mengeluarkan uang. Seperti dilansir Detik.
Contohnya pun sederhana. Tak seperti di Indonesia yang pergi ke kantor dengan kendaraan sendiri, orang Jepang banyak yang tak punya mobil pribadi meskipun jarak tempuh tempat kerja dengan tinggalnya jauh sekalipun. Mereka justru ke kantor dengan cara lain yakni dengan menggunakan kendaraan umum atau fasilitas perusahaan.
Dengan tersedianya bus perusahaan atau karcis trem bawah tanah, dan kereta api yang sudah dibayar oleh perusahaan, Membuat mereka tak perlu keluar uang untuk biaya transportasi. Mereka juga tak perlu mengeluarkan sejumlah uang untuk biaya parkir.
Meskipun begitu, hal ini tak akan mudah jika diterapkan dalam keseharian di Indonesia. Mengingat kondisi di Indonesia jauh berbeda dengan di Jepang namun kita bisa belajar untuk lebih menggunakan jasa transportasi umum bila ingin melakukan penghematan setiap hari.
Tidur dengan Alas Futon
Masyarakat Indonesia sudah terbiasa tidur di springbed. Liat saja mall-mall di kota besar yang kerap kali ada pameran springbed, semua menawarkan empuknya springbed tersebut yang dapat membuat anda langsung ingin memejamkan mata.
Siapa pun pasti bakalan sulit nolak tidur di atas kasur pegas ini. Namun itu tidak berlaku bagi masyarakat Jepang karena mereka malah memilih tidur di atas kasur yang disebut futon.
Futon adalah kasur tradisionalnya orang Jepang yang diwariskan turun-temurun. Dibandingkan dengan springbed, futon ini masih kalah empuk. Namun, orang Jepang tetap memilih tidur menggunakan ini.
Selain karena melestarikan warisan leluhur, futon juga dinilai murah dan efisien. Kasur yang satu ini juga baik buat kesehatan karena ditata dengan gaya tatami (kasur digelar di lantai) efeknya tetap menyehatkan bagi tubuh.
Tidak banyak Memakai Alat Makan dan Minum
Masyarakat Jepang hanya menggunakan 1 piring, 1 sendok, 1 garpu, 1 gelas dan 1 mangkuk untuk setiap orang di rumah. Jadi tak perlu keluar uang hanya untuk beli berlusin-lusin perkakas makan. Di Jepang, kebiasaan menyimpan banyak alat makan bakal sulit kamu temukan.
Tentu saja banyaknya alat-alat makan yang tidak terpakai itu adalah kesia-siaan alias buang-buang duit. Semua secukupnya saja. Dengan begitu, pemborosan sabun cuci piring bisa dihindari dan lebih hemat air karena yang dicuci pun cuma sedikit. Pastinya banyak uang yang dihemat, misalnya hemat uang sabun cuci.
Keuntungan dari Gaya Hidup Minimalis
Meski gaya hidup minimalis harus dijalani dengan penuh kesederhanaan, ternyata keuntungan yang didapatkan jauh dari kata sederhana, melainkan memiliki nilai yang sangat besar dan banyak memberi dampak positif bagi yang sudah menjalankannya. Simak deretan keuntungan yang bisa kamu dapatkan dengan menjalani gaya hidup minimalis yang dilansir blog.kredivo berikut ini:
Gaji semakin awet, keuangan semakin sehat
Siapapun yang menjalankan gaya hidup minimalis harus mengurangi jumlah barang yang dimiliki. Pertama-tama, tentunya dengan menjual barang yang memang tidak digunakan untuk kehidupan sehari-hari. Misalnya kamu merupakan seorang kolektor sepatu, kamu harus sanggup melepas koleksi yang sudah susah payah dikumpulkan bertahun-tahun. Lalu kamu pun tidak boleh membeli koleksi sepatu baru atau hal lainnya yang memang tidak benar-benar dibutuhkan.
Hal ini tentunya akan membawa dampak yang sangat besar pada keuanganmu. Kamu bisa menjual koleksi barangmu dan menjadikannya pundi-pundi uang. Gaji bulananmu pun otomatis lebih awet karena kamu tidak mudah tergoda untuk membeli barang yang tidak dibutuhkan. Alokasi gaji yang awalnya digunakan untuk pos kebutuhan sehari-hari dan pos kebutuhan hiburan menjadi berkurang karena kebutuhanmu tidak lagi sebanyak sebelumnya. Dana tersebut bisa kamu alihkan untuk alokasi lainnya, seperti tabungan atau investasi.
Pikiran menjadi lebih tenang dan nyaman
Disadari atau tidak, lingkungan mempunyai peran besar dalam setiap tindakanmu ketika membeli sesuatu. Misalnya seperti membeli pakaian yang sedang tren, hingga mengganti gadget baru. Tidak jarang kan kamu membeli barang baru meskipun yang kamu miliki saat ini masih layak digunakan dan masih berfungsi dengan baik? Dengan menjalani hidup minimalis, artinya kamu akan merasa cukup dengan apa yang kamu miliki. Kamu tidak perlu terobsesi untuk mengikuti gengsi yang dibentuk oleh lingkungan.
Memiliki barang yang sedikit artinya kamu juga hanya menghabiskan sedikit waktu untuk bersih-bersih dan berbelanja, artinya pikiran pun bisa menjadi lebih tenang, dan terdapat lebih banyak waktu untuk melakukan aktivitas produktif. Kamu juga tidak terlalu khawatir untuk meninggalkan rumah karena hanya punya sedikit barang berharga di dalamnya.
Waktu luang bertambah, pola hidup lebih teratur
Semakin banyak barang yang kamu miliki di rumah, maka semakin banyak pula waktu yang dibutuhkan untuk mengurusnya. Namun sebaliknya, semakin terbatas jumlah barang yang dimiliki, maka segala aktivitas untuk membersihkan hingga menata rumah menjadi lebih cepat. Dengan begitu, waktu yang tersisa menjadi lebih banyak dan bisa digunakan untuk aktivitas yang lebih produktif, seperti untuk menjalani hobi, belajar, atau dihabiskan dengan teman dan keluarga.
Menganut gaya hidup minimalis merupakan bentuk evaluasi diri mengenai obsesi seseorang akan kepemilikan. Seringkali kebahagiaan diasosiasikan dengan seberapa banyak barang yang dimiliki, sehingga obsesi untuk membeli barang yang lebih bagus, dan lebih canggih tak kunjung usai. Dengan menganut gaya hidup ini, kebahagiaan bisa didapatkan dengan bermodalkan apa yang sudah dimiliki saat ini. Yuk, mulai menjalani hidup minimalis.