‘Mr. Plankton’: Drakor Netflix yang Curi Perhatian Global

Drama orisinal Netflix Mr. Plankton dengan cepat menarik perhatian di dalam dan luar negeri. Drama ini menduduki peringkat kelima dalam kategori non-Inggris global. Peringkat tersebut tercatat pada pekan 11-17 November berdasarkan data penayangan. Mr. Plankton juga berhasil masuk 10 besar di 42 negara, termasuk Korea Selatan. Drama ini mendapatkan apresiasi besar hanya dalam dua minggu sejak dirilis.

Mr. Plankton adalah drama komedi romantis 10 episode. Drama ini dibintangi oleh Woo Do Hwan dan Lee Yoo Mi. Woo Do Hwan sebelumnya tampil di Battle of Incheon dan The King: Eternal Monarch. Lee Yoo Mi dikenal lewat Squid Game. Drama ini juga dibintangi aktor terkenal Korea seperti Oh Jung Se dan Kim Hae Sook.

Drama ini mengikuti kisah Hae Jo, seorang pria yang merasa lahir karena kesalahan. Ia memulai perjalanan terakhir dalam hidupnya. Ia ditemani oleh Jae Mi, wanita yang sangat tidak beruntung. Bersama-sama, mereka menghadapi serangkaian peristiwa tak terduga. Hae Jo digambarkan sebagai pria yang hidup dalam kehampaan. Ia tidak pernah benar-benar mencintai atau peduli pada siapa pun. Kehidupannya mirip dengan plankton yang melayang tanpa tujuan.

Namun, melalui perjalanan bersama Jae Mi, Hae Jo mulai melihat masa depan yang cerah. Istilah “plankton” berasal dari kata Yunani yang berarti pengembara atau drifter. Plankton adalah organisme kecil yang pasif dan mengikuti arus. Mereka menduduki tingkat terendah dalam rantai makanan. Penulis Jo Yong menambahkan “Mr.” pada plankton untuk menggambarkan Hae Jo. Karakternya adalah pria tanpa mimpi atau keinginan.

Oh Jung Se memerankan Uh Heung, seorang praktisi pengobatan tradisional. Ia adalah pewaris generasi kelima dari keluarga terhormat. Meskipun ia mungkin pasangan ideal pada era Joseon, kepribadiannya terlalu kaku. Hal ini membuatnya kurang diinginkan di masa modern.

Mr. Plankton Drama yang Memukau

Lebih dari sekadar komedi romantis, Mr. Plankton menyampaikan pesan mendalam. Plankton mungkin tampak tidak berarti, tetapi produksi oksigennya sangat penting bagi ekosistem. Penulis Jo Yong menggunakan metafora ini untuk menyampaikan pesan bahwa tidak ada makhluk yang tidak berharga. Drama ini mengeksplorasi tema pengembaraan, rasa sakit, dan kehampaan.

Melalui naskah yang terampil, penampilan luar biasa, dan visual menakjubkan, drama ini lebih dari sekadar hiburan. Drama ini menyajikan pengalaman yang mendalam dan menyentuh. Pujian internasional yang didapatkan menunjukkan daya tariknya yang luas.