Darurat Militer Korea Selatan
Pada 3 Desember sore, Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol mengumumkan pemberlakuan hukum darurat militer, atau darurat militer Korea. Akibatnya, banyak festival dan acara di seluruh negeri dibatalkan. Hal ini memicu kekhawatiran besar di kalangan industri hiburan, terutama terkait konser akhir tahun dan acara lainnya.
Laporan menyebutkan bahwa agensi-agensi hiburan telah menghubungi artis mereka, meminta mereka untuk tidak menghadiri acara mulai 4 Desember. Mereka menyatakan bahwa sulit mengadakan acara di tengah darurat militer ini. Dikutip dari Allkpop, seorang sumber dari industri hiburan mengatakan, “Jika tetap menggelar acara, risiko masalah yang tak terduga sangat besar.” Karena itu, pembatalan berbagai acara, termasuk yang diadakan pemerintah daerah, tampaknya tak bisa dihindari.
Namun, yang paling terdampak adalah acara yang diselenggarakan secara pribadi, seperti konser dan fan meeting. Industri hiburan kini dalam kondisi siaga tinggi karena situasi ini belum pernah terjadi sebelumnya. Kali terakhir hukum darurat diberlakukan adalah pada tahun 1980, sehingga banyak pihak tidak tahu bagaimana harus menghadapi keadaan seperti ini.
Seorang pimpinan agensi hiburan mengatakan, “Kami terus memantau situasi dengan cermat,” dan menyebut ini sebagai situasi darurat yang sangat serius. Agensi-agensi besar kini menjalankan operasi darurat untuk memastikan keselamatan artis mereka dan memutuskan langkah selanjutnya.
Situasi ini menjadi pukulan berat bagi industri hiburan Korea Selatan. Selain berdampak pada acara-acara besar, kondisi ini juga dapat memengaruhi ekonomi, terutama bagi perusahaan yang mengandalkan pendapatan dari konser dan event lainnya. Kini, semua pihak hanya bisa menunggu perkembangan lebih lanjut sambil berharap situasi segera membaik.