Aktris asal Korea Selatan, Lee Sung Kyung yang dikenal lewat kemampuan akting stabilnya, kini menuai kritik tajam dalam debut musikalnya. Penampilannya sebagai Jasmine dalam musikal Aladdin dianggap kurang memuaskan, khususnya pada aspek vokal, sehingga memunculkan keraguan akan kemampuannya mengemban peran tersebut.
Musikal Aladdin, yang diadaptasi dari film animasi Disney, menceritakan petualangan Aladdin di Kerajaan Agrabah yang penuh mistis, mengangkat tema cinta, persahabatan, dan pencarian jati diri. Produksi ini resmi dibuka pada 22 November, dengan Lee Sung Kyung sebagai pemeran utama.
Sebagai pengalaman pertama di dunia musikal, Lee menghadapi tekanan besar dalam memimpin penampilan perdana. Bahkan bagi aktor teater musikal berpengalaman, tantangan ini tidak mudah. Namun, penampilan vokalnya dianggap tidak memenuhi ekspektasi. Kritikus menilai bahwa mengambil peran musikal tanpa persiapan vokal yang memadai adalah langkah yang terlalu ambisius.
Dikenal sebagai artis multitalenta, Lee telah membuktikan kemampuan aktingnya di drama televisi dan menunjukkan sedikit kemampuan menyanyi. Namun, panggung musikal membutuhkan tingkat penguasaan yang berbeda. Dalam musikal ini, Lee terlihat berusaha “memainkan peran sebagai aktor musikal” daripada benar-benar menghidupkan karakter Jasmine. Hal ini menciptakan kesan yang tidak alami dan membuatnya tampak tidak menyatu dengan produksi.
Penampilan Lee Sung Kyung Terkesan Dipaksakan
Lebih jauh lagi, penampilannya sering kali terasa terkesan “dipaksakan” dan kurang organik. Ketidakstabilan vokalnya memperburuk situasi, terutama pada momen-momen kunci. Hal ini semakin terlihat saat ia berduet dengan Kim Jun Su, yang memerankan Aladdin. Karena kelemahan vokalnya, Kim harus menyesuaikan nada lebih rendah, sehingga harmoni antara keduanya terasa kurang. Ketegangan yang terlihat pada Lee juga memengaruhi napas dan nada suaranya sepanjang pertunjukan. Seperti dilansir Allkpop.
Kritik ini memicu kembali perdebatan tentang tren memilih selebritas terkenal dengan pengalaman panggung minim untuk peran utama dalam musikal. Kehadiran nama besar memang dapat meningkatkan visibilitas sebuah pertunjukan, namun beberapa pihak menganggap bahwa mengutamakan pemasaran daripada talenta dapat merugikan produksi sekaligus merusak reputasi sang aktor. Aktor teater musikal veteran yang telah menjalani pelatihan intensif sering kali mengungkapkan frustrasi terhadap fenomena ini.
Meski begitu, keberanian Lee Sung Kyung untuk memasuki dunia musikal patut diapresiasi. Namun, debutnya ini menjadi pengingat bahwa persiapan yang matang dan pelatihan yang mendalam sangat penting untuk menghormati seni yang kompleks seperti teater musikal.