Belakangan ramai soal roti Aoka yang diduga mengandung zat pengawet berbahaya bernama sodium dehydroacetate. Adapun sodium dehydroacetate sendiri adalah pengawet yang sering digunakan dalam produk kosmetik dan perawatan pribadi lainnya karena bersifat antimikroba.
Aoka merupakan roti kemasan buatan pabrik PT Indonesia Bakery Family (IBF).
Pengawet kosmetik itu disinyalir sebagai rahasia mengapa Roti Aoka tahan lama sampai enam bulan. Dugaan ini terungkap dari hasil uji laboratorium PT SGS Indonesia.
PT SGS Indonesia membantah informasi yang beredar liar itu. Mereka mengklarifikasi kepada PT IBF bahwa hasil uji laboratorium itu bukan berasal dari PT SGS.
Siapa Pemilik Roti Aoka?
PT IBF dipimpin seseorang bernama Li Shou Zan.
Ini terungkap dalam pernyataan resmi perusahaan saat membantah isu miring yang beredar. Shou Zan menegaskan kabar liar itu merupakan bentuk persaingan bisnis yang tak sehat.
“Dengan adanya berita bohong/hoax dan fitnah terhadap merek kami Aoka, maka patut diduga adanya orang yang berniat jahat dan merasa terganggu dan kalah dalam persaingan di pasar dengan keberadaan produk kami atau persaingan yang tidak sehat,” tegas Shou Zan, seperti dikutip CNN Indonesia.
“Saat ini tim lawyer kami sedang mempersiapkan langkah-langkah hukum atas berita bohong/hoax dan fitnah yang telah disebarkan dan diduga oleh pihak-pihak tertentu,” imbuhnya.
Berdasarkan unggahan lain di Instagram tersebut, terlihat sejumlah kegiatan yang dilakukan karyawan PT IBF. Salah satunya adalah perkumpulan dari tim marketing Aoka, yang tersebar di Jakarta, Surabaya, Medan, hingga Makassar.
Pada setiap kegiatan itu, pasti ada spanduk bertuliskan aksara China. Umumnya, spanduk tersebut berwarna merah terang.
Akan tetapi, tidak ada kepastian apakah PT IBF menjalankan bisnis di Indonesia atas investasi dari China atau bukan. Situs resmi perusahaan ptindonesiabakeryfamily.com juga tak menjelaskan siapa saja petinggi di balik usaha roti Aoka tersebut.
Jika mengacu halaman LinkedIn PT Indonesia Bakery Family, perusahaan ini diperkirakan mempekerjakan 1.000 hingga 5.000 karyawan. Selain Aoka, ada juga produk kukis atau shortbread dengan nama dagang Momotaro.
Kantor pusat IBF berada di Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Produsen Aoka ini juga punya beberapa kantor cabang, termasuk di Cikancung, Kabupaten Bandung.
Ini terungkap dalam pernyataan resmi perusahaan saat membantah isu miring yang beredar. Shou Zan menegaskan kabar liar itu merupakan bentuk persaingan bisnis yang tak sehat.
“Dengan adanya berita bohong/hoax dan fitnah terhadap merek kami roti Aoka, maka patut diduga adanya orang yang berniat jahat dan merasa terganggu dan kalah dalam persaingan di pasar dengan keberadaan produk kami atau persaingan yang tidak sehat,” tegas Shou Zan dalam pernyataan tertulis, Selasa (16/7), yang disiarkan di Instagram mereka.
“Saat ini tim lawyer kami sedang mempersiapkan langkah-langkah hukum atas berita bohong/hoax dan fitnah yang telah disebarkan dan diduga oleh pihak-pihak tertentu,” imbuhnya.
Selepas ramai isu adanya bahan kosmetik dalam produknya, PT IBF mengunggah video proses pembuatan Aoka. Unggahan itu memperlihatkan bagaimana mesin-mesin bekerja sampai akhirnya roti tersebut dikemas.
“PT Indonesia Bakery Family selaku produsen Roti Aoka merupakan produsen makanan yang sangat memperhatikan kualitas bahan baku, termasuk aspek kesehatan bagi konsumen,” jelas narasi dalam video tersebut.
“Diproduksi dari bahan berkualitas, diproses secara higienis, dan aman bagi kesehatan. Produk roti Aoka telah dilakukan pengujian oleh BPOM RI dan telah mendapatkan izin edar untuk seluruh variannya sebagaimana tercantum dalam kemasan produk roti Aoka,” lanjutnya.