Cincin berlian pernah menjadi primadona di kalangan wanita. Baik untuk dikenakan di acara – acara formal, sampai jadi cincin tunangan. Tapi kini perhiasan bertatahkan berlian tidak lagi populer seperti di generasi sebelumnya.
Berdasarkan hasil survei yang dikutip Wolipop, makin banyak millennial lebih memilih jenis bebatuan mulia lain ketimbang berlian yang klasik. Pasangan millennial yang akan menikah menginginkan cincin tunangan dengan batu yang lebih beragam dan kekinian.
Brand perhiasan asal Inggris, Nadine Aysoy, merilis data statistik yang menunjukkan bahwa millennial sekarang ini lebih memilih sesuatu yang lebih personal saat membeli batu mulia sebagai perhiasan. Bebatuan unik, warna serta potongan eksentrik disukai para millennial karena lebih menonjolkan kepribadian mereka.
Survei yang dilakukan Nadine Aysoy memperlihatkan 58 persen wanita di usia 23-38 tahun lebih menyukai cincin tunangan yang dirancang desainer independen ketimbang yang sudah punya nama besar. Mereka juga menginginkan cincin yang desainnya hanya ada satu di dunia. Bukan model klasik yang disukai banyak orang.
Ada 32 persen wanita memilih batu kelahiran mereka sebagai pengingat momen, dan 25 persen memilih batu kelahiran dari seseorang atau anggota keluarga yang disayang. Bebatuan mulia yang kini jadi tren di kalangan millennial di antaranya zamrud, rubi, safir, peridot dan aquamarine.
“Millennial hidup dalam budaya di mana dunia kini ada di ujung jari mereka, tren terus menerus muncul dan berkembang dengan cepat di era serba online,” kata desainer Nadine Aysoy.
Menurut Nadine, popularitas batu mulia dengan warna-warna solid ini tak terlepas dari pengaruh anggota kerajaan seperti Kate Middleton dan Putri Beatrice.
Duchess of Cambridge pernah memamerkan cincin berhias batu safir biru warisan Putri Diana saat mengumumkan pertunangannya dengan Pangeran William 2011 silam. Permintaan cincin berbatu safir biru pun meningkat dan langsung jadi tren kala itu.
Putri Eugenie juga memperlihatkan cincin Safir Padparadscha berwarna coral saat mengumumkan pertunangannya dengan Jack Brooksbank. Menariknya lagi, millennial kini mulai mempertimbangkan untuk menggunakan berlian sintetis ciptaan manusia, ketimbang batu mulia alami hasil tambang.
Batu yang dikenal dengan lab-grown diamond atau lab-grown gemstones ini dibuat dan dikembangkan di laboratorium khusus. Menghasilkan berlian dan bebatuan mulia dengan kualitas mendekati, bahkan sama seperti berlian alami. Harga lebih terjangkau dan lebih praktis jadi dua faktor utama penyebab pergeseran minat ini.
Forbes melaporkan permintaan berlian dan batu mulia sintetis semakin meningkat. Dilansir Reuters, 66 persen millennial akan menjadikan lab-grown diamond atau lab-grown gemstone sebagai salah satu pilihan saat mereka ingin membeli cincin tunangan.