Wanita mana yang tidak punya benda satu ini? Deodorant, solusi yang membantu mengatasi bau badan dengan cara yang sangat mudah dan praktis. Selain itu, deodorant sendiri juga dapat berfungsi sebagai parfum yang membuat tubuh jadi lebih wangi. Berbagai aroma diciptakan untuk membuat orang lebih tertarik dan nyaman memakainya.
Namun, benarkah deodorant dapat menyebabkan kanker payudara?
Deodorant pada umumnya bekerja dengan cara menetralisir dan mencegah bau badan. Salah satu zat yang digunakan adalah senyawa alumunium, di mana ia mempengaruhi kerja kelenjar keringat. Akibat pengaruhnya, produksi keringat menjadi minim dan tidak terlalu banyak, inilah sebabnya aroma badan tetap netral.
Dikutip dari Vemale, ahli kosmetik Dr. Abhijit Desai mengingatkan pula akan kandungan alkohol pada deodorant. Apabila kandungan alkohol pada deodorant terlalu tinggi, bahayanya adalah pada iritasi, kemerahan serta gatal-gatal, bahaya yang bisa langsung dialami tanpa menunggu lama.
Selain itu, Dr. Sunita mengingatkan bahwa cara kerja senyawa alumunium ini bisa mempengaruhi hormon estrogen dan kelenjar payudara. Apabila digunakan terlalu sering dan terlalu berlebihan, tentu saja berbahaya. Pada beberapa kasus, penderita kanker payudara wajib menghindari senyawa alumunium dan paraben agar sel kanker tidak semakin berkembang.
Lalu, bagaimana memilih deodorant yang aman?
Para ahli menyarankan untuk lebih menggunakan deodorant stick dari pada deodorant roll. hal ini karena kadar alkohol pada deodorant stick lebih rendah ketimbang deodorant roll. Sekalipun aromanya tidak tahan terlalu lama, namun umumnya lebih ramah pada tubuh.
Tidak perlu khawatir lagi ya. Kita masih bisa tampil confidence tanpa masalah bau badan dengan pemilihan deodorant yang tepat.